Selasa, 28 April 2015

Artikel / Cerita yang mengandung Idiom

Name/Npm : Mohamad Agung Dharmawan / 14611552
Class            : 4 SA01
TUGAS 2
Mouse Deer and Crocodile
      One day, Mouse Deer went down to the river to take a drink. But he knew that the crocodile might be waiting underwater to eat him, so he said out loud. “I wonder if the water’s warm. I’ll put in my leg and find out.” Of course Mouse Deer didn’t put in his leg. He picked up a stick instead and put one end into the water. Chomp…! Crocodile grabbed the stick and pulled it underwater. Mouse Deer laughed. “Ha… ha…ha… Stupid crocodile! Cant you tell the difference between a stick and a leg?” Then Mouse Deer ran off to drink somewhere else.
      In the next day, Mouse Deer wanted to cross the river. He wanted to eat the fruits on the other side of the river. He saw a floating log in the river. He knew that Crocodile looked like a log when he floated. Mouse Deer didn’t want to be eaten by Crocodile when he crosses the river. He had an idea. He called out loud, “Crocodile!” Crocodile rose from the water, “Hello, Mouse Deer. Have you come to be my lunch?” Mouse Deer smiled. “Sorry, not today, Crocodile. I have orders from the King. He wants to invite all the crocodiles in this river to a party. He wants me to count all the crocodiles so he could prepare enough meal for you.”
     “Really…? Tell us what to do,” said Crocodile. “You must line up from this side of the river to the other side,” said Mouse Deer. Crocodile then got all his friends and family. They lined up across the river. Mouse Deer then jumped onto Crocodile’s back. “One,” he counted. He jumped onto the next crocodile, “Two.” And the next crocodile, “Three.” Mouse Deer kept jumping until he arrived on the other side of the river. “How many are there?” asked Crocodile. “Just enough,” said Mouse Deer. He laughed as he ran to the forest.


Google Translate
Si kancil dan Buaya
     Suatu hari, Kancil pergi ke sungai untuk mengambil minum. Tapi ia tahu bahwa buaya mungkin menunggu air untuk makan, jadi dia berkata keras-keras. "Aku ingin tahu apakah air hangat. Aku akan dimasukkan ke dalam kaki saya dan mencari tahu. "Tentu saja Kancil tidak dimasukkan ke dalam kakinya. Dia mengambil tongkat bukan dan menempatkan satu ujung ke dalam air. Chomp ...! Buaya meraih tongkat dan menariknya bawah air. Kancil tertawa. "Ha ... ha ... ha ... buaya bodoh! Cant Anda memberitahu perbedaan antara tongkat dan kaki? "Lalu Kancil lari untuk minum di tempat lain.
       Di hari berikutnya, Kancil ingin menyeberang sungai. Dia ingin makan buah-buahan di sisi lain sungai. Dia melihat log mengambang di sungai. Dia tahu bahwa Buaya tampak seperti log ketika dia melayang. Kancil tidak ingin dimakan oleh buaya saat ia melintasi sungai. Dia punya ide. Dia berteriak keras, "Buaya!" Buaya naik dari air, "Halo, Kancil. Apakah kamu datang untuk makan siang? "Kancil tersenyum. "Maaf, tidak hari ini, Buaya. Saya mendapat perintah dari Raja. Dia ingin mengajak seluruh buaya di sungai ini ke pesta. Dia ingin aku menghitung semua buaya sehingga ia bisa mempersiapkan cukup makanan untuk Anda.
      "" Benarkah ...? Beritahu kami apa yang harus dilakukan, "kata Buaya. "Anda harus berbaris dari sisi sungai ke sisi lain," kata Kancil. Buaya kemudian mendapat semua teman-temannya dan keluarganya. Mereka berbaris di seberang sungai. Kancil lalu melompat ke punggung buaya. "Satu," ia menghitung. Dia melompat ke buaya berikutnya, "Dua." Dan buaya berikutnya, "Tiga." Kancil terus melompat sampai ia tiba di sisi lain sungai. "Berapa banyak?" Tanya Buaya. "Hanya cukup," kata Kancil. Dia tertawa sambil berlari ke hutan.

My Translate
Si kancil dan Buaya
    Suatu hari, Kancil pergi ke sungai untuk mengambil minum. Tapi dia tahu bahwa buaya mungkin menunggu di dalam air untuk memakan dirinya, jadi dia berkata keras-keras. "Aku ingin tahu apakah airnya hangat. Aku akan menaruh di kaki ku dan mencari tahu. "Tentu saja Si Kancil tidak memasukkan kakinya. Dia mengambil tongkat bukan dan menempatkan salah satu ujung tongkat ke dalam air. hap ...! Buaya menyambar tongkat tersebut dan menariknya masuk kebawah air. Kancil tertawa. "Ha ... ha ... ha ... buaya bodoh! tidak bisakah kamu membedakan antara tongkat dan kaki? "Lalu Kancil lari untuk minum di tempat lain.
     Pada hari selanjutnya, Kancil mau menyeberangi sungai. Dia mau memakan buah-buahan yang ada diseberang sungai. Dia melihat sebuah batang kayu yang mengambang di sungai. Dia tahu bahwa Buaya akan terlihat seperti kayu ketika ia mengambang. Kancil tidak ingin disantap oleh buaya saat ia menyebrangi sungai. Dia punya ide. Ia berkata dengan keras, “Buaya!” Buaya muncul dari air, “Halo, Kancil. Apakah kamu datang untuk jadi makan siangku? “Kancil tersenyum. “Maaf, tidak hari ini, Buaya. Saya dapat perintah dari Raja. Dia mau mengajak semua buaya di sungai ini ke pesta. Dia mau aku menghitung seluruh buaya agar ia bisa menyiapkan cukup makanan yang mencukupu untukmu. ”
     “Benarkah…? Beritahu kami apa yang mesti dilakukan, “kata Buaya. “kamu mesti berbaris dari satu sisi sungai ke sisi yang lain,” kata Kancil. Buaya kemudian memanggil seluruh teman dan keluarganya. Mereka berbaris hingga ke seberang sungai. Kancil lalu melompat ke atas punggung buaya. “Satu,” ia menghitung. Dia melompat ke buaya berikutnya, “Dua.” Dan buaya berikutnya, “Tiga.” Kancil terus melompat sampai ia tiba di seberang sungai. “Berapa banyak?” Tanya Buaya. “Cukup,” kata Kancil. Dia tertawa sambil berlari masuk ke hutan.





1 komentar: